Sejarah Desa Sarimekar

25 Januari 2020
Administrator
Dibaca 3.527 Kali
Sejarah Desa Sarimekar

Legenda Desa

Menurut keterangan para tetua dan tokoh Desa, diceritakan sebelumnya pada jaman Kerajaan dahulu di Buleleng, terdapat beberapa kerajaan-kerajaan kecil seperti Kerajaan Buleleng, Kerajaan Puri Kanginan, Kerajaan Jagaraga, Kerajaan Bondalem, Kerajaan Sukasada, Kerajaan Padangbulia, dan beberapa kerajaan-kerajaan kecil lainnya, sudah pasti bahwa diantara kerajaan-kerajaan kecil ini mempunyai keinginan untuk berkuasa sehingga terjadilah perang diantara kerajaan satu dengan Kerajaan lainnya.

Pada suatu ketika terjadilah perselisihan antara Kerajaan Sukasada yang dipimpin oleh Ki Barak Panji dengan Kerajaan Bondalem dan sudah sepakat akan perang tanding. Pada saat itu Kerajaan Sukasada membentuk pasukan atau bala tentara yang diberi nama Pasukan GOAK dibawah pimpinan Senopati Ki Pasung Grigis.

Beberapa hari kemudian diperintahkan oleh raja, Pasukan Goak yang dipimpin oleh Ki Pasung Grigis untuk menggempur Kerajaan Bondalem, dengan berjalan kaki dari Kerajaan Sukasada menuju Kerajaan Bondalem dengan membawa senjata seperti keris, tombak, dan lain-lain. Setelah berada pada suatu wilayah, Pasukan Goak beristirahat dan pada saat itu salah satu Pasukan Goak ini terjatuh kerisnya dan tertancap ke tanah, disaat itu juga tanaman-tanaman yang ada di sekeliling wilayah itu hangus, daun-daun, bunga-bunga, buah-buahan semuanya berjatuhan karena kesaktian keris tersebut. Pada saat itulah Pasukan Goak dan Ki Pasung Grigis memberi nama wilayah ini GUNUNG SARI RUNTUH. Setelah memberi nama, Pasukan Goak yang dipimpin oleh Ki Pasung Grigris ini melanjutkan perjalanan menuju Bondalem.

teruna-goak-dalam-gambar

Di wilayah lain, terdapat Kerajaan Padangbulia yang dipimpin oleh seorang raja yang mempunyai dua orang patih andalan yang maha sakti dan kesaktian kedua orang patih ini melebihi kesaktian daripada Sang Raja. Kedua patih ini bernama Kumpi Basong dan Kumpi Runuh.

Karena kekhawatiran Raja Padangbulia akan kalah jika kedua orang patih ini akan melakukan pemberontakan, sehingga dibuatlah daya upaya supaya kedua orang patih ini yaitu Kumpi Basong dan Kumpi Runuh meninggalkan wilayah Kerajaan Padangbulia. Oleh karena kelicikan Sang Raja, akhirnya Kumpi Basong dan Kumpi Runuh pergi untuk meninggalkan wilayah Kerajaan Padangbulia dan sampailah di wilayah Gunung Sari Runtuh.

Disanalah Kumpi Basong dan Kumpi Runuh dan beberapa orang pengiringnya tinggal, membuat gubug, tempat-tempat suci, dan membentuk suatu desa dan atas kesepakatan antara Kumpi Basong dan Kumpi Runuh, dan beberapa orang pengiringnya itu dibentuklah desa yang berada di wilayah Gunung Sari Runtuh ini yang diberi nama DESA RUNUH.

Sejarah Desa

Semakin berkembangnya kemajuan jaman, pada tahun 1986 Universitas Udayana Denpasar menugaskan mahasiswanya untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Runuh. Sebelum melaksanakan KKN di Desa Runuh, para mahasiswa ini melapor ke penguasa wilayah seperti Bupati, Camat, dan Perbekel. Sebelum memasuki wilayah Desa Runuh, para mahasiswa sudah mendengar kabar burung bahwa mereka harus berhati-hati masuk ke Desa Runuh, karena orang-orang disana primitif, suka merampok, mencuri, dan sadisnya lagi kalau ingin merampok cincin bukan cincinnya saja diambil tetapi tangannya yang dipotong. Begitulah para mahasiswa ini mendengar kabar burung diluar. Akan tetapi sebaliknya setelah mereka masuk dan bergaul dengan masyarakat Desa Runuh kurang lebih selama 2 bulan melaksanakan KKN, mereka sangat senang dan tidak seperti yang dikabarkan tersebut. Begitulah pendapat dari ketua rombongan mahasiswa Udayana Denpasar kepada pejabat di Desa Runuh dan beberapa tokoh masyarakat.

Atas inisiatif para mahasiswa Udayana Denpasar yang melakukan KKN di Desa Runuh dan sebelum mereka meninggalkan Desa Runuh memohon supaya diadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat, dan pada saat itulah para mahasiswa ini mengusulkan agar nama Desa Runuh diubah dengan alasan bahwa nama Desa Runuh kesannya kurang baik di masyarakat Buleleng. Dengan beberapa kali pertemuan maka pejabat di Desa Runuh dan para tokoh masyarakat dapat menyetujui usulan mahasiswa tersebut untuk merubah nama Desa Runuh menjadi DESA SARIMEKAR.

Setelah ada kesepakatan dengan beberapa kali pertemuan maka Perbekel Desa Runuh mengusulkan kepada Bapak Bupati Buleleng melalui Camat Buleleng dan dari Bapak Bupati melanjutkan ke Bapak Gubernur Bali tentang penggantian nama Desa Runuh menjadi Desa Sari Mekar. Sehingga nama desa DESA SARI MEKAR di kukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 1 tahun 1988 tertanggal 1 Januari 1988 secara sah nama DESA RUNUH diubah menjadi DESA SARI MEKAR.. Namun untuk mengenang pendiri Desa Runuh yaitu Ki Basong dan Ki Runuh nama Desa Adat/Pakraman ditetapkan yaitu DESA PAKRAMAN RUNUH ring SARIMEKAR.

Artikel Terkait : Profil dan Potensi Desa Sarimekar

1. Tahun 1986 s/d Tahun 1987

Universitas Udayana Denpasar menugaskan mahasiswanya untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Runuh. Mahasiswa ini mengusulkan agar nama Desa Runuh diubah dengan alasan bahwa nama Desa Runuh kesannya kurang baik di masyarakat Buleleng. Dengan beberapa kali pertemuan maka pejabat di Desa Runuh dan para tokoh masyarakat dapat menyetujui usulan mahasiswa tersebut untuk merubah nama Desa Runuh menjadi DESA SARIMEKAR.

2. Tahun 1988

DESA SARI MEKAR di kukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 1 tahun 1988 tertanggal 1 Januari 1988 secara sah nama DESA RUNUH diubah menjadi DESA SARIMEKAR.

Daftar Nama Penjabat Perbekel Desa Sarimekar

nengah-ginatja
NENGAH GINATJA
Tahun 1954 s/d 1958
ketut-putra
KETUT PUTRA
Tahun 1958 s/d 1963
nengah-ginatja
NENGAH GINATJA
Tahun 1964 s/d 1972
nengah-sunada
NENGAH SUNADA
Tahun 1972 s/d 1974
gede-wenten
GEDE WENTEN
Tahun 1974 s/d 1978
nengah-bales
NENGAH BALES
Tahun 1978 s/d 1993
made-sumeranta
MADE SUMERANTA
Tahun 1993 s/d 1999
drs-made-sukarena
DRS. MADE SUKARENA
Tahun 1999 s/d 2001
gusti-putu-resaka
GUSTI PUTU RESAKA
Tahun 2001 s/d 2013
made-sukasandi-ada
MADE SUKASANDI ADA
Tahun 2013 s/d 2019
ketut-reka-budiarta
KETUT REKA BUDIARTA
Tahun 2020 s/d Sekarang